Diskusi BEM UMT, Mahasiswa Harus Pelopori Perlawanan Pada Radikalisme
Tangerang, (Faktaonline.com) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menggelar diskusi publik tentang radikalisme dan intoleransi dalam dunia kampus dengan tajuk “Rajut Kesatuan, Rangkul Persatuan Sebagai Bentuk Deradikalisasi Lintas Generasi Muda” yang berlangsung di Auditorium UMT, Senin (1/3).
Presiden Mahasiswa BEM UMT Mahes Jihan Fahlevi, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan seminar berlangsung atas kerja sama yang dilakukan BEM UMT dengan lembaga dan institusi yang linier, “Kita dapat menyejukkan suasana yang dianggap secara sosiologi masih kurang tepat, adanya faham-faham atau aliran-aliran yang dipandang tidak sesuai dengan point of view dari masyarakat luas, yakni kegiatan yang melawan dari pada kearifan lokal ataupun secara prinsip keagamaan,” katanya.
Mahes menambahkan, sebagai mahasiswa, kita perlu mencari solusi yang soft dan lembut dalam melawan radikalisme dan terorisme dalam masyarakat.
Wakil Dekan II UMT, Abdul Kadir, menilai seminar tersebut diharapkan mampu memperkaya ilmu pengetahuan tentang bahaya radiklisme dan terosrisme dan dapat mengambil hikmah serta dapat membuat kampus lebih nyaman.
“Artinya tidak ada kecurigaan pihak-pihak terhadap kampus, menjadikan kampus lebih islami dan lebih demokrasi serta lebih indah, baik yang dilihat secara langsung meupun bagi masyarakat kampus sendiri,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa UMT yang merupakan salah satu kampus terbesar di Indonesia sudah seharusnya memikirkan dan melaksanakan kegiatan–kegiatan yang dapat menghindari kegiatan-kegiatan radikalisme, “Seminar tersebut merupakan salah satu media untuk memberikan pemahaman kepada civitas akademika dalam hal menyikapi isu tentang radikalisme dan intoleransi,” ujar Abdul Kadir.
Ketua KNPI DPD II Kota Tangerang, Uis Adi Dermawan menambahkan, bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mensimulasikan kegiatan-kegiatan mencegah terjadinya hala-hal yang tidak diinginkan, “Kampus mencoba untuk menyambut baik niat pemuda dan mahasiswa untuk mencegah masuknya faham radikalisme dan intoleransi di dunia kampus,” ujarnya.
Seminar sehari tersebut diikuti oleh 100 peserta, yang terdiri dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang dan mayoritas pemuda yang juga merupakan mahasiswa yang paham dan sadar akan bahaya radikalisme. (riv)