Peristiwa

Mahasiswa bersama Cangkir Opini Gelar Dialog Ilmiah di Bangkalan

Bangkalan, Faktaonline.com –  Cangkir Opini dan mahasiswa menggelar kegiatan diskusi ilmiah yang bertajuk “Membendung Eksremisme Melalui Nilai Pancasila dan Islam Wasatiyah” yang di gelar di Abell Cafe, Bangkalan, Madura, Kamis (28/7).

Kegiatan ini mengajak Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bangkalan dan BEM Universitas Trunojoyo sebagai partner kerja, yang  dilaksanakan dengan tujuan mencegah pemahaman dan gerakan ektremisme agama yang berujung pada kekerasan dan aksi terorisme.

Direktur Program Cangkir Opini, Randi Satrizal Latulumamina, yang juga mahasiswa UMM mengatakan, bahwa , kegiatan ini  dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab pihaknya  agar di daerah Bangkalan dan sekitarnya tidak lagi terjadi tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ada tiga pembicara yang diundang oleh Cangkir Opini untuk berbicara mengenai isu ekstremisme agama di Bangkalan, yaitu KH. Muhammad bin Muafi Zaini, Masyrianto dan Wendi yang merupakan eks napiter asal Pemekasan.

Dalam penyampaiannya, ketiganya bersepakat bahwa pemahaman ekstremisme adalah pondasi awal munculnya gerakan terorisme di negeri ini, sehingga harus kita cegah sejak dini.

Menurut Wendi, dirinya menjadi teroris karena salah memahami jihad, sehingga dengan mudah mengikuti doktrin-doktrin agama yang menyeret kita ke dalam tindakan kekerasan.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Bangkalan, Masryanto memandang bahwa untuk mencegah ekstremisme agama salah satunya adalah denan memberikan kepastian ekonomi bagi yang bersangkutan.

“Disamping itu, pemaknaan atas Pancasila dan Islam Moderat juga pasti harus dikuatkan ” tegas Alumni Camplong itu.

KH. Muhammad bin Muafi, salah satu tokoh agama di Sampang, Madura, bersepakat bahwa mencegah eksremisme harus dikuatkan melalui diri kita dan keluarga kita, caranya adalah dengan mengkaji ajaran agama dengan baik dan tuntas, serta memperkuat basis ekonomi yang selama ini menjadi momok kehidupan masyarakat Indonesia.

“Mencegah tindakan ini harus dilakukan secara bersama-sama, apalagi kita tahu bahwa gerakan ini sudah masuk dikampus-kampus sehingga patut kita waspadai melalui aksi dialog semacam ini”  terang Pimpinan Salah Satu Pondok Pesantren tersebut.

Kegitan dialog ilmiah ini diikuti oleh mayoritas mahasiswa dan pemuda di Bangkalan, turut hadir juga okp-okp srtempat, ada GMNI, PMII, IPNU, BEM dan sebagainya.(ril/rif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *